Ketergantungan manusia terhadap energi yang berasal dari sumber daya fosil yang sifatnya tidak bisa diperbarui masih sangat tinggi di Indonesia. Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 77,26% dari total penggunaan sumber daya fosil digunakan sebagai sumber energi primer. Jumlah ini tidak terlalu mengejutkan mengingat bahwa mayoritas energi listrik Indonesia dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan bahan bakar batu bara yang merupakan sumber daya fosil.
Ketergantungan terhadap sumber daya fosil untuk sumber energi ini harus segera diakhiri karena jika kita terus menerus bergantung pada sumber daya fosil, maka lambat laun kita akan merasakan dampak negatif yang ditimbulkannya, baik dari segi lingkungan maupun kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak negatif tersebut adalah dengan melakukan konservasi energi.
Prinsip utama dari konservasi energi adalah efisiensi energi melalui pemanfaatan atau pemakaian teknologi yang membutuhkan energi lebih rendah dalam melakukan fungsi yang sama. Contoh sederhananya adalah menyalakan AC pada suhu yang nyaman dan tidak terlalu dingin dan mematikan lampu dan peralalatan elektrik saat tidak digunakan.
Dalam kategori EEC pada GREENSHIP interior space ini, tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penghematan energi, mendorong adanya tindakan penghematan serta mengendalikan konsumsi energi pada area interior.
Kriteria penilaian EEC pada interior space dibagi menjadi 5 kriteria utama dengan 1 kriteria prasyarat, yaitu:
- EEC P, Energy Conservation Campaign atau Kampanye Konservasi Energi
- EEC1, Simple Commissioning atau Komisioning Sederhana
- EEC2, MVAC Control atau Kontrol MVAC
- EEC3, Lighting Power Density and Control atau Densitas Daya Pencahayaan dan Kontrol
- EEC4, Energy Monitoring and Control atau Pemantauan Energi dan Kontrol
- EEC5, Electrical Equipment and Appliances atau Peralatan Elektrik
Penjelasan mengenai pentingnya masing-masing kriteria dalam penilaian green building pada GREENSHIP interior space akan kami sampaikan dengan singkat, padat dan jelas kepada Anda.
Pentingnya memenuhi EEC Prasyarat
Prasyarat untuk memasuki penilaian EEC adalah melakukan kampanye konservasi energi. Munculnya prasyarat ini didasari oleh fakta bahwa gedung menggunakan sekitar sepertiga dari total konsumsi energi di dunia sehingga gedung pula lah yang berpotensi tinggi untuk melakukan konservasi energi yang cukup tinggi.
Konservasi energi pada gedung dapat dilakukan sejak tahap perencanaan desain dan tahap operasional gedung. Misalnya pada tahap perencanaan desain, desainer gedung bisa membuat desain gedung dengan sirkulasi udara yang baik sehingga kebutuhan energi untuk penggunaan AC bisa dikurangi. Sedangkan pada tahap operasional, perilaku pengguna dalam gedung lah yang akan sangat berperan dalam proses konservasi energi.
Pengguna gedung biasanya tidak memperhatikan penggunaan energinya dan seringkali tidak menyadari bahwa terdapat potensi konservasi energi yang bisa dilakukannya seperti menghemat penggunaan air, lampu dan alat-alat elektronik yang membutuhkan energi.
Oleh sebab itu, prasyarat awal dalam EEC di interior space yang mewajibkan manajemen gedung untuk membuat kampanye konservasi energi. Kampanye ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan perilaku hemat energi, yang tertanam dalam tingkah laku sehari-hari yang akan mempengaruhi konsumsi energi secara keseluruhan.
Komisioning dan audit energi adalah dua cara yang paling sering dilakukan untuk melakukan penghematan energi. Kedua cara tersebut memungkinkan siapapun untuk lebih memahami dan memperbaiki sistem pengoperasian gedung dalam penghematan energi dan biaya operasional gedung. Meskipun memiliki tujuan yang hampir sama, komisioning dan audit energi adalah dua hal yang berbeda.
Komisioning dilakukan untuk membuktikan bahwa sistem gedung beroperasi sesuai dengan spesifikasi dan desain yang dalam pelaksanaannya membutuhkan tes validasi dan kinerja. Sementara audit energi dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan tindakan yang dapat dilakukan untuk melakukan penghematan energi dan biaya operasional gedung, contohnya mengganti peralatan yang boros energi.
Audit energi cenderung lebih murah dan waktu pelaksanaannya cepat dibanding dengan komisioning. Namun, komisioning tetap lebih banyak dipilih karena dalam penerapannya, komisioning memiliki manfaat jangka panjang dan keberlanjutan untuk gedung. Kesepakatan para ahli untuk menerapkan komisioning yang sesuai prosedur pada gedung baru dan gedung terbangun menjadi dasar hadirnya kriteria EEC 1 ini.
Ada berbagai jenis komisioning bangunan, diantaranya:
- Enhanced commissioning, yaitu komisioning yang dilakukan pada sistem yang berhubungan dengan energi dan sitem yang berhubungan dengan kenyamanan kerja, contohnya kebisingan dan kualitas udara.
- Fundamental commissioning, yaitu komisioning yang dilakukan pada sistem yang berhubungan langsung dengan energi.
- Simple commissioning, yaitu komisioning sederhana yang disesuaikan dengan situasi area interior dan batasannya
Dalam lingkup interior space, komisioning yang dapat dilakukan adalah jenis simple commisioning karena prosesnya yang sederhana dan diseuaikan dengan area interior.
Keuntungan utama yang dapat diperoleh dari pelaksanaan komisioning ini adalah peningkatan efisiensi energi, reduksi biaya penggunaan, peningkatan kualitas lingkungan dalam gedung dan pemahaman yang lebih baik tentang sistem mekanikal, plambing dan elektrikal. Praktik pelaksanaan komisioning pada gedung terbangun dapat menghemat energi tahunan sekitar 5-20%.
Sistem Mechanical Ventilation and Air Conditioning atau disingkat MVAC berfungsi untuk menghasilkan udara segar yang bersih serta berfungsi sebagai sistem pendinginan dan pengendali kelembabann di dalam gedung. Sistem ini merupakan salah satu konsumsi energi listrik terbesar di dalam sebuah gedung, terutama di negara tropis seperti Indonesia yang membutuhkan sistem MVAC untuk mendinginkan ruangan. Data menunjukkan bahwa sistem MVAC yang digunakan untuk mendinginkan ruangan mengonsumsi sekitar 23% dari total energi gedung.
Di satu sisi, penggunaan sistem MVAC ini menjamin kenyamanan dan kesehatan pengguna ruang yang dapat meningkatkan kinerja. Namun di sisi lain, penggunaan sistem MVAC membutuhkan energi yang besar. Maka dari itu, EEC 2 dibuat untuk mengontrol penggunaan sistem MVAC untuk menciptakan lingkungan yang sehat dengan energi seminimal mungkin.
Selain sistem pendingin udara, sistem pencahayaan juga mengonsumsi energi dalam jumlah yang cukup besar di dalam sebuah gedung. Sekitar 20% dari total konsumsi energi gedung digunakan untuk sistem pencahayaan. Untuk menguranginya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, diantaranya menggunakan lampu hemat energi dan pengadaan sistem pencahayaan alami.
Penggunaan light occupancy sensor pada area kantor juga membantu menghemat energi sebesar 20-26% karena dengan adanya sensor ini, lampu ruangan akan mati secara otomatis setelah 15-20 menit tidak berpenghuni. Meskipun biaya investasi awalnya mahal dibandingkan dengan operasi manual, cara ini dinilai lebih praktis dan efektif serta berpengaruh besar terhadap jumlah tagihan listrik yang harus dibayar.
Pentingnya pengendalian pencahayaan dalam gedung ini mendorong lahirnya EEC 3 yang memfokuskan aspek tersebut dalam skala ruang interior.
Kurangnya pengetahuan dan kepeduliaan terhadap jumlah penggunaan energi dari pemilik dan penyewa bangunan menyebabkan terjadinya penggunaan energi yang berlebihan. Biasanya, penggunaan energi yang berlebihan ini baru disadari saat terjadi lonjakan kenaikan pembayaran listrik gedung dan sulit mengetahui secara pasti penyebab tingginya konsumsi energi listrik karena tidak pernah dilakukan pemantauan energi. Oleh sebab itu, perlu adanya pemantauan energi yang memberikan informasi konsumsi energi sebagai dasar untuk mengurangi, mengontrol penggunaan energi area serta dijadikan salah satu referensi dalam meningkatkan prosedur operasi saat ini.
Pencatatan penggunaan energi adalah kunci dari pemantauan energi. EEC 4 ini pun muncu sebagai upaya agar pencatatan penggunaan energi dilakukan secara berkala. Pencatatan ini bisa dilakukan secara manual oleh manusia, namun pencatatan secara otomatis lebih dianjurkan mengingat resiko terjadinya human error. Teknologi pencatatan, pemantauan dan pengendalian energi saat ini sudah sangat beragam, diantaranya Building Management System (BAS) atau Energy Management System (EMS).
Berikut adalah beberapa keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sistem pemantauan otomatis:
- Pengendali kenyamanan termal dalam ruangan
- Memungkinkan control area individual
- Meningkatkan produktivitas
- Pemantauan dan penargetan konsumsi energi yang efektif
- Meningkatkan ketahanan dan umur tanaman
- Respon yang efektif terhadap keluhan terkait sistem MVAC
- Penghematan waktu dan uang pada tahap pemeliharaan
- Nilai sewa yang tinggi
- Kemudahan perubahan pada fungsi bangunan
- Kontrol dan pemantauan terpusat dari bangunan
- Meningkatkan kenyamanan dan menghemat waktu
- Mengurangi permasalahan ketersediaan informasi
- Komputerisasi jadwal pemeliharaan
- Pemanfaatan efektif dari staf pemeliharaan
- Deteksi awal jika terjadi permasalahan
- Pengguna yang lebih puas
Jika pada EEC 4 telah dilakukan pemantauan terhadap penggunaan energi listrik, maka selanjutnya adalah adalah penilaian peralatan elektrik pada EEC 5.
Dalam kaitannya dengan konservasi energi, penting untuk menentukan dan memilih peralatan elektrik yang paling efektif dan efisien dalam konsumsi energi. Hal ini karena peralatan elektrik berkontrribusi cukup besar terhadap konsumsi energi karena digunakan salah satu penunjang kebutuhan sehari-hari manusia, terutama di area perkantoran.
Kategori peralatan elektrik yang perlu diperhatikan diantaranya adalah peralatan memasak di pantry, peralatan laundry, peralatan kantor dan teknologi informasi (IT). Peralatan kantor dan IT memiliki potensi tinggi untuk penghematan energi karena penggunaannya yang sering dan dalam jangka waktu lama.
Dengan adanya badan yang menguji dan memberikan label hemat energi pada produk yang memenuhi kriteria, dapat diketahui besarnya penghematan yang dilakukan ketika memilih suatu alat elektrik. Agar lebih efektif, penggunaan peralatan elektrik berlabel hemat energi perlu ditunjang dengan penyesuaian sikap pengguna.